PENGELOLAAN PESERTA DIDIK, PENGELOLAAN KELAS DAN PERENCANAAN PEMBELJARAN

PENGELOLAAN PESERTA DIDIK, PENGELOLAAN KELAS DAN PERENCANAAN PEMBELJARAN

A. Pengelolaan Peserta Didik
Peserta didik dalam suatu kelas biasanya memiliki kemampuan yang beragam, ada yang pandai, sedang dan kurang. Sebenarnya tidak ada peserta didik yang pandai atau bodoh, yang lebih tepat adalah peserta didik dengan kemampuan lambat atau cepat dalam belajar. Dalam materi yang sama, bagi peserta didik satu memerlukan dua kali pertemuan untuk dapat memahami isinya. Untuk itu, guru guru perlu mengatur kapan peserta didik bekerja secara perorangan, berpasangan, kelompok, atau klasikal. Jika kelompok, kapan peserta didik dapat dikolompokkan berdasarkan kemampuannya sehingga ia dapat berkonsentrasi membantu peserta didik yang kurang, dan kapan peserta didik yang dikelompokkan secara campuran berbagai kemampuan sehingga terjadi tutor sebaya.
Selain itu, kursi dan meja peserta didik dan guru juga perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran yang dapat mengaktifkan peserta didik, yakni memungkinkan hal-hal sebagai berikut:
1. Aksesibilitas: peserta didik mudah menjangkau alat atau sumber belajar yang tersedia.
2. Mobilitas: peserta didik dan guru mudah bergerak dari satu bagian ke bagian lain dalam kelas.
3. Interaksi: memudahkan terjadi interaksi antara guru dan peserta didik, maupupun antar peserta didik.
4. Variasi kerja peserta didik: memungkinkan pesrta didik bekerjasama secara perorangan, berpasangan, atau kelompok.
Karakteristik siswa adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada siswa sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sosialnya sehingga menentukan pola altivitas dalam meraih cita-citanya.
Mengenai pembicaraan karakteristik siswa ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Karakteristik atau keadaan yang berkenaan dengan kemampuan awal atau prerequisite skills, seperti misalnya kemampuan intelektual, kemampuan berfikir, mengucapkan hal-hal yang berkaitan dengan aspek psikomotor dan lain-lain.
2. Karakteristik yang berhubungan dengan latar belakang dan statis sosial.
3. Karakteristiuk yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian seperti sikap, perasaan, minat dan lain-lain.
Pengetahuan mengenai karakteristik siswa ini memiliki arti yang cukup penting dalam interaksi belajar mengajar. Guru dalam perananya sebagai pendidik, pembimbing, dan pengganti orangtua di sekolah, perlu mengetahui data-data pribadi diri anak didiknya.

B. Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah salah satu tugas guru yang tidak pernah ditinggalkan. Guru selalu mengelola kelas ketika dia melaksanakan tugasnya. Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi anak didik sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Ketika kelas terganggu, guru berusaha mengembalikannya agar tidak menjadi penghalang bagi proses belajar mengajar.
Menurut Reigeluth, (1983) hasil belajar peserta didik yang efektif, efisien dan mempunyai daya tarik dipengaruhi oleh kondisi pembelajaran.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan kelas.
Berbagai faktor yang menyebabkan merumitan dalam pengelolaan kelas secara umum dibagi menjadi dua faktor yatu : faktor interen siswa dan eksteren siswa.
Faktor interen siswa berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan prilaku. Kepribadian siswa dengan ciri-ciri khusunya masing-masing menyebabkan siswa berbeda dari segi aspek, yaitu perbedaan biologis, intelektual dan psikologis.
Sedangkan faktor ekstern siwa terkait dengan pengelolaan suasana laingkungan belajar, penempatan siswa, pengelompokan siswa. Jumlah siswa dikelas. Masalah siswa di kelas misalnya dua puluh orang ke atas cenderung lebih mudah terjadi koflik.
b. Pengelolaan kelas yang efektif.
Untuk mengelola kelas yang efektif perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kelas adalah kelompok kerja yang organisir untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi dengan tugas-tugas dan diarahkan oleh guru
2. Dalam situasi kelas guru bukan tutor untuk satu anak pada waktu tertentu, tapi bagi semua anak atau kelompok.
3. Kelompok mempunyai prilaku sendiri yang berbeda dengan prilaku masing-masing individu dalam kelompok itu
4. Kelompok kelas mempersiapkan pengaruhnya kepada anggota. Pengaruh yang jelek dapat dibatasi oleh usaha guru dalam membimbing mereka di kelas soal mereka belajar.
5. Praktek guru waktu belajar cenderung terpusat pada hubungan guru dan siswa. Makin meningkat keterampilan guru mengelola secara kelompok, makin puas anggota-anggota dalam kelas
c. Struktur kelompok pada komunikasi dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara guru mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang opotis, masa bodoh, atau bermusuhan.

C. Perencanaan Pembelajaran
Apa yang harus diperbuat guru dalam masing-masing tahap mengajar dapat diikuti dalam urutan berikut:
1. Tahap Sebelum Pengajaran
dalm tahap ini guru harus menyusun: program tahunan pelak sanaan kurikulum, program semester atau catur wulan pelaksanaan kurikulum, program satuan pelajaran dan perencanaan program mengajar. Dalam merencanakan progrom tersebut di atas purlu di pertimbangkan aspek-aspek yang berkaitan dengan:
1. bekal bawaan yang ada pada sisiwa (pupil entering behaviour).
2. Perumus tujuan pelajaran.
3. Pemilihan metode.
4. Pemilihan pengalaman-pengalan belajar.
5. Pemilihan bahan pengajaran, peralatan, dan fasilitas belajar.
6. Mempertimbangkan karakteristik siswa.
7. Mempertimbangkan cara membuka pelajaran, pengembangan, dan menutup pelajaran.
8. Mempertimbangkan peran siswa dan pola pengelompokan.
9. Mempertimbangkan prinsip-prinsip belajar.
2. Tahap Pengajaran
beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan dalam tahap pengajaran ini adalah:
1) Pengelolaan dan pengendalian kelas.
2) Penyapaian informasi, ketrampilan-ketrampilan, konsep, dan sebagainya
3) Penggunaan tikah laku verbal, misalnya ketrmpilan bertanya, demonstrasi, penggunaan model.
4) Penggunaan tingkah laku non-vebal seperti gerak pindah guru dan sasmita guru.
5) Cara mendapat balikan.
6) Memepertimbangkan prinsip-prinsip psikologi, antaralain: motivasi, pengullangan, pemberian penguatan, balikan kognitif, pokok-pokok yang akan dikembangkan, mata rantai kognitif, transfer, keterlibatan aktif siswa.
7) Mendiagnosis kesulitan belajar.
8) Menyajikan kegiatan sehubungan dengan perbedaan individual.
9) Mengevaluasi kegiatan interaksi.
3. Tahap Sesudah Pengajaran
tahab ini merupakan kegiatan atau perbuatan setelah pertemuan tatap muka dengan sisiwa. Beberapa perbuatan guru yang nampak pada tahap sesudah mengajar, antara lain:
a. Menilai pekerjaan sisiwa.
b. Membuat perencanaan untuk pertemuan berikutnya.
c. Menilaikembali proses belajar mengajar yang telah berlangsung ketiga tahap pengajaran tersebut harus mencerminkan hasil belajar siswa yang berkaitan dengan kognitif, afektif, psikomotor.

0 comments:

Post a Comment