TAREKAT

A. SEJARAH TAREKAT
1. Tarekat Qadariyah
Qadariyah adalah tarekat yang di ambil dari nama pendirinya yakni Abd al Qadir Jailani, yang terkenal dengan Abd. Al-Qadir Jaelani Al-Ghawst atau Al- Awliya.
Tarekat ini merupakan pelopor aliran-aliran tarekat di dunia Islam. Meskipun struktur organisasinya baru muncul beberapa dekade setelah kematiannya. Semasa hidup, syaikh memberikan pengaruh yang besar pada pemikiran dan sikap umat islam.
Syaikh lahir di desa Naif (470/1077) dan meninggal di Bagdad (561/1166). Memang cukup sulit membedakan antara fakta sejarrrrrah dan legenda dalam mengkaji sosok syaikh Abd Qadir karena sejarah dan ajarannya ditulas beberapa puluh tahun setelah dia wafat dan yang menulis adalah pengikiutnya.
Kontribusinya terhadap tradisi spiritualitas dalam islam memang sangat besar karena syaikh Abd Qadir yang pertama kali mendirikan spiritual yang bersifat individual dan belum berstruktur.
Di indonesia tarekat Qadariyah berkembang dengan baik, bahkan bercabang seperti tarekat Qadariyah wa Naqsabandiyah.

2. Tarekat Naqsabandiyah
Naqsaband secara harfiyah atau bahasa terarti “pelukis, penyulam, penghias” dan secara istilah hádalah melukiskan Allah di atas hati seorang murid. Pendiritarekat naqsabandiyah adalah seorang pemuka tasawuf terkenal yakni Muhammad bin Muhammad Baha’ Al-Din Al-Uwasi Al-Bukhari Naqsabandi (717/1318-791/1389) dilahirkan di sebuah desa Qasrul Arifah.
Tarekat Naqsabandiyah adalah sebuah tarekat yang mempunyai dampak dan pengaruh yang sangat besar kepada masyarakat muslim di berbagai daerah. Tarekat ini pertama kali berdiri di Asia tengah kenudian meluas ke Turki, Suriyah bahkan sampai ke India.
Ciri yang paling khas pada tarekat naqsabandiyah adalah:
a. Diikutinya syariah yang kuat, ketat dan keseriusan dalam beribadah sehingga menyebabkan penolakan terhadap tari dan musik. Tarekat ini lebih senang berdzikir dalam hati.
b. Upaya yang serius untuk mempengaruhi kehidupan dan pemikiran golongan penguasa serta berhubungan dengan negara dan agama, dengan tujuannya untuk memperbaiki masyarakat dan penguasa.

3. Tarekat Qadariyah wa Naqsabandiyah
Tarekat Qadariyah dan Naqsabandiyah sebuah tarekat dari gabungan tarekat Qadariyah dan tarekat Naqsabandiyah. Pendirinya adalah syaikh Ahmad Khatib Syambas (1802-1872). Syaikh Naqub Al-Attas mengatakan bahwa tarekat Qadariyah wa Naqsabandiya tampil sebagai gabungan antara syaikh Syambas seorang syaikh dari kedua tarekat.
Syaikh Syambas mengajarkan dalam satu fersi yakni dua jenis dzikir sekaligus yakni dzikir yang dibaca dengan keras (jahr) dalam tarekat Qadariyah dan dzikir yang dibaca dalam hati (khafi) dalam tarekat Naqsabandiyah.
B. AJARAN TAREKAT
1. Ajaran Tarekat Qadariyah
Pada dasarnya ajaran Abd Qadir tidak ada perbedaan dengan ajaran pokok Islam, terutama golongan aswaja. Abd Qadir menekankan pada tauhid dan akhlak yang terpuji. Yaitu ajaran spirituan syaikh Abd Qadir berakar pada konsep tentang Tuhan dan pengalamannya tentang Tuhan.
Diantara praktek spiritual yang diadopsi tarekat Qadariyah: Dzikir (melantunkan asma Allah berulang-ulang). Yaitu dzikar Nafi Isbat (jahr) dengan suara keras. Dalam pelaksanaanya terdapat berbagai tingkatan perekanan dan intensitas. Ada dzikir yang terdiri dari 1, 2, 3, dan 4.
a. Dzikir dengan 1 gerakan: dengan mengulang ”asma’” Allah melalui nafas panjang yang kuat, seakan dihela dari tempat yang tinggi, diikuti penekanan dari jantung dan tenggorokan, kemudian dihentikan sehingga nafas kembali normal sehingga konsisten dalam waktu lama.
b. Dzikir dengan 2 gerakan: dengan duduk posisi sholat, kemudian melantunkan asma Allah di dada sebelah kanan, lalu jantung dan kesemuanya dilakukan berulang-ulang dengan intensitas tinggi.
c. Dzikir dengan 3 gerakan: dengan duduk bersila, mengulang pembacaan asma Allah di bagian dada kanan kemudian kiri dan akhirnya ke jantung. Kesemuannya dilakukan dengan intensitas lebih tinggi dan lebih sering pengulanganya.
d. Dzikir dengan 4 gerakan: dengan duduk bersila, mengucap asma Allah nerulang-ulang di dada sebelah kanan kemudian kiri lalu ditarik ke jantung dan berakhir di depan dada. Dilakukan lebih kuat dan lebih lama.
e. Praktek dzikir ini dapat dilakukan bersama-sama dengan suara keras atau perlahan sambil duduk membentuk lingkaran setelah sholat, waktu subuh atau malam hari.
2. Ajaran Tarekat Naqsabandiyah
Menurut Muhammad Amin Al-Kurdi dalam kitabnya Tanwr al-Qulub, tarekat Naqsabandiyah, 8 asas dirumuskan oleh Abd Al-Khaliq Ghujdwan sedangkan 3 lainnya penambahan dari muhammad baha’ al-Din Naqsin, yaitu :
a. Hasy dar dam, ”sadar sewaktu bernafas” yaitu latihan konsentrasi dimana seorang harus menjaga diri dari kehilafan dan keakpaan ketika keluar masuk nafas, supaya hati selalu merasakan kehadiran Allah.
b. Nazhar dan qadam,”menjaga langkah”
c. Safar dan wathan, ”melakukan perjalanannya di tanah kelahirannya”. Artinnya melakukan perjalanan yaitu berpindah dari sifat manusia yang rendah kepada sifat-sifat malaikat yang terpuji.
d. Khalwat dar anjuman, ”bertapa” ada dua macam yaitu:
e. Khalwat lahir yaitu mengasingkan diri dari keramaian
f. Khalwat batin yaitu menyaksikan kebesaran Allah dalam pergaulan sesama makhluk
g. Yad kart, “ingat atau menyebut” yaitu selalu mengingat Allah baik dzikir Ism al-dzat (menyebut Allah) atau dzikir nafi isbat (laa illaha illa Allah)
h. Baz Gasht, yaitu menghindarkan dari hal yang menyimpang
i. Nigah Dasyt, ”mengingat kembali” yaitu menghadapkan diri kepada Allah.
Adapun asas yang berasal dari baha’ al-Din, yaitu:
a. Wuquf zamani, memeriksa penggunaan waktu dzikir
b. Wuquf ‘adadi, memeriksa hitungan dzikir, yaitu dengan cara konsentrasi penuh terhadap hitungan dzikir
c. Wuquf qalibi, menjaga konsentrasi hati, sehingga perhatian penuh hanya tertuju lepada Allah.

3. Ajaran Tarekat TQN
Ajaran TQN merupakan gabungan dari unsur-unsur ajaran Qadariyah dan naqsabandiyah, karena TQN itu gabungan dari pengembangan qadariyah dan naqsabandiyah.
C. AMALAN-AMALAN TAREKAT
1. Tarekat Qadariyah merumuskan dzikir sebagai berikut:
Dzikir Qadariyah yaitu dzikir nafi isbat jahr (keras), dengan catatan:
a. Duduk bersila, dia tercakam jari-jari kanan yang besar (jari kaki) menempel pada urat yang disebut kermas, yaitu: urat besar yang terletak di belakang lutu dan meletakkan kedua tangannya diatas kedua lutut (seperti duduk pada tahiyat akhir), membuka jari dalam bentuk kata Allah
b. Memulai dengan lam, mempertahankan hingga hatinya terbuka dan cahaya ilahi tersingkap
c. Memantapkan untuk dzikir arwad burdayay, yang merupakan dzikir fana dan baqa
d. Duduk, menundukkan wajahnya kearah bahu kanan, sambil mengucap ”Ha”, memalingkan wajah ke kiri sambil mengucap ”Hu”.
e. Menundukkan kepala sambil berkata dalam hati ”Bayy”

2. Tarekat Naqsabandiyah mempunyai dua dzikir, yaitu:
a. Dzikir Ism Al-dzat, artinya mengingat nama Allah yang berulang-ulang dalam hati, ribuan kali hanya memusatkan pikiran hanya kepada Allah.
b. Dzikir tauhid artinya mengingat keesaan, dzikir ini terdiri atas bacaan perlahan diiringi dengan pengaturan nafas, kalimah la illaha illa Allah.
Selain dua dzikir tersebut, pengikut tarekat naqsabandiyah mengenal dzikir latho’if yaitu dzikir yang memusatkan pikiran hanya kepada Allah sampai bergetar dan memancarkan panas berturut-turut pada tujuh titik halus pada tubuh.
3. Tarekat TQN
Amalnnya melakukan dzikir perpaduan antara dzikir qadhariyah dan dzikir naqsabandiyah.

DAFTAR PUSTAKA

Aceh, Abubakar. Pengantar Ilmu Tarekat. Solo : ramadhani. 1996
Jamil, muchsin. Tarekat Dan Dinamika Sosial Politik. Yogyakarta : Pustaka Belajar. 2005
Mulyati, Sri. Mengenal Dan Memahami Tarekat-Tarekat Muktabarah Di Indonesia. Jakarta : Kencana. 2004

0 comments:

Post a Comment