In:
Makalah Tarbiyah
KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN
A. DEFINISI KONSEPTUAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN
1. Pengertian
Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang tercakup orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, mengimplementasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang berkenaan dengan semua aspek belajar manusia.
Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu nampak dalam bentuk semua sumber belajar didisain dan/atau dipilih dan/atau dimanfaatkan. Untuk keperluan belajar; sumber-sumber meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar (setting). Proses analisis masalah dan mencari jalan pemecahan, mengimplementasikan dan mengevaluasi pemecahan disebut sebagai Fungsi Pengembangan Riset Teori, Disain, Produksi, Evaluasi-Seleksi, dan Pemanfaatan. Proses pengarahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi ini diidentifikasi sebagai fungsi pengelolaan personel. Hubungan antara unsur-unsur ini dapat dilihat pada model kawasan teknologi pendidikan sebagai berikut:
Fungsi Pengelolaan Pendidikan
Pengembangan Pendidikan Sumber Belajar
Pengelolaan Organisasi Riset-Teori
Disain
Produksi Evaluasi Pesan
Orang
Bahan
Si-Belajar
Pengelolaan Personel Seleksi
Logistik
Pemanfaatan
(Penyebarluasan/Pemanfaatan) Alat
Teknik
Latar
Pendidikan merupakan kebutuhan konsep yang luas cakupannya: keseluruhan proses besar yang dengan itu seorang mengembangkan kecakapan, sikap, dan lain-lain bentuk tingkah laku yang mempunyai nilai positif dalam masyarakat di mana ia hidup atau bertempat tinggal.
2. Pengertian Teknologi Pendidikan Menurut Beberapa Pendapat
a. Konsep Teknologi Menurut Saettler
Di samping kedua definisi, pemikiran Saettler tidak jauh berbeda. Beliau mengutip asal katanya – techne, bahasa Yunani, dengan makna seni, kerajinan tangan, atau keahlian. Kemudian ia menerangkan bahwa teknologi bagi bangsa Yunani kuno diakui sebagai suatu kegiatan khusus, dan sebagai pengetahuan. Pendapat Saettlerini mengacu pada konsep Mitcham. Ia mencantumkan uraian Aristoteles tentang techne sebagai penerapan (ilmu) pengetahuan sistematis agar menghasilkan kegiatan (manusia) yang baik.
b. Konsep Teknologi Menurut Heinich, et al.
Pendapat Heinich, Molenda, dan Russel, 1993 memperkuat asumsi sebelumnya. Menurut mereka “teknologi merupakan penerapan pengetahuan yang ilmiah, dan tertata........ teknologi sebagai suatu proses atau cara berpikir bukan hanya produk seperti komputer, satelit, dan sebagainya”. Ketiga pakar ini membedakan antara teknologi/perangkat lunak atau soft technology dengan teknologi/perangkat keras atau hard technology. Selain itu, mereka menyatakan “teknologi sebagai suatu pengetahuan diterapkan oleh manusia untuk mengatasi masalah dan melaksanakan tugas dengan cara sistemastis dan ilmiah”.
Dari seluruh definisi tadi hanya definisi Finn saja yang menyinggung arti teknologi sebagai penggunaan mesin atau perangkat keras. Para pakar tadi berkesimpulan bahwa:
Teknologi terkait dengan sifat rasional dan ilmiah.
Teknologi menunjuk suatu keahlian, baik itu seni atau kerajianan tangan.
Teknologi dapat diterjemahkan sebagai teknik atau cara pelaksanaan suatu kegiatan, atau sebagai suatu proses.
Teknologi mengacu pad penggunaan mesin-mesin dan perangkat keras.
B. PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acauan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu: pendekatan sistem, berorientasi pada mahasiswa, dan pemanfaatan sumber belajar (Sadiman, 1984).
1. Pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajran perlu didesain/perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah prosedural meliputi: identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media evaluasi pembelajaran (IDI model 1998).
2. Prinsip berorientasi pada mahasiswa berarti dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari mahasiswa.
3. Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran mahasiswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya. Satu hal lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang yang menekankan pada aspek belajar mahasiswa. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidikan adalah bagaimana mahasiswa dapat belajar, dengan cara mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar. Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan dari istilah teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa “Teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam hal desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber dan proses untuk belajar” (Barbara, 1994).
C. SEJARAH PERKEMBANGAN KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Didasarkan atas perkembangan historik, Januszewski mengungkapkan bahwa tahap awal sebagai pengantar ke arah perkembangan konsep dan istilah teknologi pendidikan dilandasi dan dipertajam oleh tiga faktor berikut: Pertama, engineering; Kedua, science; dan Ketiga, the development of the Audio Visual educatian movement. Dari kajian menunjukkan bahwa teknologi pendidikan memiliki keterkaitan dan saling ketergantungan dengan ketiga faktor tersebut (engineering, science, dan Audio Visual educatian).
Dalam kaitannya engineering, pengkajian diawali dari makna engineering yang menggambarkan kegiatan riset dan pengembangan serta usaha menghasilkan teknologi untuk digunakan secara praktis, yang kebanyakan terdapat di bidang industri. Saettler (1990) menyatakan bahwa Franklin Bobbitt dan W.W. Charters menjadi perintis penggunaan istilah “educational engineering” pada tahun 1920-an, khususnya paada pendekatan yang digunakan untuk pengembangan kurikulum. Penggunaan istilah engineering ini digunakan pula oleh Munroe (1912) dalam mengkat konsep ilmu dalm setting pendidikan dan educational engineering. Munroe beralasan bahwa istilah educational engineering diperlukan mengkaji tentang usaha yang besar untuk mempersiapkan anak-anak memasuki kehidupannya, mana yang lebih baik, mana yang harus dihindari, persyaratan apa yang perlu dipersiapkan, dimana dan mengapa mereka mengalami ketidakberhasilan. Chartes (1941) yang dinyatakan T.J. Hoover dan J.C.L. Fish mengungkapkan bahwa engineering adalah kegiatan profesional dan sitematik dalam mengaplikasikan ilmu untuk memanfaatkan sumber alam secara efisien dalam mengasilkan kesejahteraan. Selanjutnya dari hasil diskusi antara konsep engineering yang diungkapkan Chartes dan konsep teknologi yang dikembangkan Noble menghasilkan empat kesamaan yaitu:
1) Keduanya memerlukan usaha yang sistematik.
2) Keduanya menyatakan aplikasi ilmu.
3) Keduanya menekankan pada efisiensi pemanfaatan sumber dan;
4) Tujuan dari keduanya adalah untuk memproduksi sesuatu.
1. Pengertian
Teknologi pendidikan adalah proses yang kompleks dan terpadu yang tercakup orang, prosedur, ide, peralatan, dan organisasi, untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan, mengimplementasikan, mengevaluasi dan mengelola pemecahan masalah yang berkenaan dengan semua aspek belajar manusia.
Dalam teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu nampak dalam bentuk semua sumber belajar didisain dan/atau dipilih dan/atau dimanfaatkan. Untuk keperluan belajar; sumber-sumber meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar (setting). Proses analisis masalah dan mencari jalan pemecahan, mengimplementasikan dan mengevaluasi pemecahan disebut sebagai Fungsi Pengembangan Riset Teori, Disain, Produksi, Evaluasi-Seleksi, dan Pemanfaatan. Proses pengarahan atau koordinasi satu atau lebih fungsi ini diidentifikasi sebagai fungsi pengelolaan personel. Hubungan antara unsur-unsur ini dapat dilihat pada model kawasan teknologi pendidikan sebagai berikut:
Fungsi Pengelolaan Pendidikan
Pengembangan Pendidikan Sumber Belajar
Pengelolaan Organisasi Riset-Teori
Disain
Produksi Evaluasi Pesan
Orang
Bahan
Si-Belajar
Pengelolaan Personel Seleksi
Logistik
Pemanfaatan
(Penyebarluasan/Pemanfaatan) Alat
Teknik
Latar
Pendidikan merupakan kebutuhan konsep yang luas cakupannya: keseluruhan proses besar yang dengan itu seorang mengembangkan kecakapan, sikap, dan lain-lain bentuk tingkah laku yang mempunyai nilai positif dalam masyarakat di mana ia hidup atau bertempat tinggal.
2. Pengertian Teknologi Pendidikan Menurut Beberapa Pendapat
a. Konsep Teknologi Menurut Saettler
Di samping kedua definisi, pemikiran Saettler tidak jauh berbeda. Beliau mengutip asal katanya – techne, bahasa Yunani, dengan makna seni, kerajinan tangan, atau keahlian. Kemudian ia menerangkan bahwa teknologi bagi bangsa Yunani kuno diakui sebagai suatu kegiatan khusus, dan sebagai pengetahuan. Pendapat Saettlerini mengacu pada konsep Mitcham. Ia mencantumkan uraian Aristoteles tentang techne sebagai penerapan (ilmu) pengetahuan sistematis agar menghasilkan kegiatan (manusia) yang baik.
b. Konsep Teknologi Menurut Heinich, et al.
Pendapat Heinich, Molenda, dan Russel, 1993 memperkuat asumsi sebelumnya. Menurut mereka “teknologi merupakan penerapan pengetahuan yang ilmiah, dan tertata........ teknologi sebagai suatu proses atau cara berpikir bukan hanya produk seperti komputer, satelit, dan sebagainya”. Ketiga pakar ini membedakan antara teknologi/perangkat lunak atau soft technology dengan teknologi/perangkat keras atau hard technology. Selain itu, mereka menyatakan “teknologi sebagai suatu pengetahuan diterapkan oleh manusia untuk mengatasi masalah dan melaksanakan tugas dengan cara sistemastis dan ilmiah”.
Dari seluruh definisi tadi hanya definisi Finn saja yang menyinggung arti teknologi sebagai penggunaan mesin atau perangkat keras. Para pakar tadi berkesimpulan bahwa:
Teknologi terkait dengan sifat rasional dan ilmiah.
Teknologi menunjuk suatu keahlian, baik itu seni atau kerajianan tangan.
Teknologi dapat diterjemahkan sebagai teknik atau cara pelaksanaan suatu kegiatan, atau sebagai suatu proses.
Teknologi mengacu pad penggunaan mesin-mesin dan perangkat keras.
B. PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Terdapat tiga prinsip dasar dalam teknologi pendidikan sebagai acauan dalam pengembangan dan pemanfaatannya, yaitu: pendekatan sistem, berorientasi pada mahasiswa, dan pemanfaatan sumber belajar (Sadiman, 1984).
1. Pendekatan sistem berarti bahwa penyelenggaraan pendidikan dan pembelajran perlu didesain/perancangan dengan menggunakan pendekatan sistem. Dalam merancang pembelajaran diperlukan langkah-langkah prosedural meliputi: identifikasi masalah, analisis keadaan, identifikasi tujuan, pengelolaan pembelajaran, penetapan metode, penetapan media evaluasi pembelajaran (IDI model 1998).
2. Prinsip berorientasi pada mahasiswa berarti dalam pembelajaran hendaknya memusatkan perhatiannya pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi dari mahasiswa.
3. Prinsip pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran mahasiswa hendaknya dapat memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya. Satu hal lagi bahwa teknologi pendidikan adalah satu bidang yang menekankan pada aspek belajar mahasiswa. Keberhasilan pembelajaran yang dilakukan dalam satu kegiatan pendidikan adalah bagaimana mahasiswa dapat belajar, dengan cara mengidentifikasi, mengembangkan, mengorganisasi, serta menggunakan segala macam sumber belajar. Dengan demikian upaya pemecahan masalah dalam pendekatan teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber belajar. Hal ini sesuai dengan ditandai dengan pengubahan dari istilah teknologi pendidikan menjadi teknologi pembelajaran. Dalam definisi teknologi pembelajaran dinyatakan bahwa “Teknologi Pendidikan adalah teori dan praktek dalam hal desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan evaluasi terhadap sumber dan proses untuk belajar” (Barbara, 1994).
C. SEJARAH PERKEMBANGAN KONSEP TEKNOLOGI PENDIDIKAN
Didasarkan atas perkembangan historik, Januszewski mengungkapkan bahwa tahap awal sebagai pengantar ke arah perkembangan konsep dan istilah teknologi pendidikan dilandasi dan dipertajam oleh tiga faktor berikut: Pertama, engineering; Kedua, science; dan Ketiga, the development of the Audio Visual educatian movement. Dari kajian menunjukkan bahwa teknologi pendidikan memiliki keterkaitan dan saling ketergantungan dengan ketiga faktor tersebut (engineering, science, dan Audio Visual educatian).
Dalam kaitannya engineering, pengkajian diawali dari makna engineering yang menggambarkan kegiatan riset dan pengembangan serta usaha menghasilkan teknologi untuk digunakan secara praktis, yang kebanyakan terdapat di bidang industri. Saettler (1990) menyatakan bahwa Franklin Bobbitt dan W.W. Charters menjadi perintis penggunaan istilah “educational engineering” pada tahun 1920-an, khususnya paada pendekatan yang digunakan untuk pengembangan kurikulum. Penggunaan istilah engineering ini digunakan pula oleh Munroe (1912) dalam mengkat konsep ilmu dalm setting pendidikan dan educational engineering. Munroe beralasan bahwa istilah educational engineering diperlukan mengkaji tentang usaha yang besar untuk mempersiapkan anak-anak memasuki kehidupannya, mana yang lebih baik, mana yang harus dihindari, persyaratan apa yang perlu dipersiapkan, dimana dan mengapa mereka mengalami ketidakberhasilan. Chartes (1941) yang dinyatakan T.J. Hoover dan J.C.L. Fish mengungkapkan bahwa engineering adalah kegiatan profesional dan sitematik dalam mengaplikasikan ilmu untuk memanfaatkan sumber alam secara efisien dalam mengasilkan kesejahteraan. Selanjutnya dari hasil diskusi antara konsep engineering yang diungkapkan Chartes dan konsep teknologi yang dikembangkan Noble menghasilkan empat kesamaan yaitu:
1) Keduanya memerlukan usaha yang sistematik.
2) Keduanya menyatakan aplikasi ilmu.
3) Keduanya menekankan pada efisiensi pemanfaatan sumber dan;
4) Tujuan dari keduanya adalah untuk memproduksi sesuatu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment